| Listen quietly to the beat of this moment. |
| In this moment is life - all of it. |
| The world of dreams is right here; |
| look with my eyes. |
| |
| |
| The dense smoke is parting; |
| the fog is lifting. |
| Look, now the light of heaven falls everywhere. |
| The glowing earth, the blue sky, |
| a shikaara floating on the waters; |
| the world of dreams is right here. |
| I saw it with your eyes. |
| Listen quietly to the beat of this moment. |
| On wings of desire, I became a bird and flew away. |
| The one I desired, to his path I was bound. |
| I found something, I lost something; |
| God knows what happened to me. |
| Waking or sleeping, I remain like this - lost! |
| No one knows my agitation, no one knows. |
| |
| |
| The world of dreams is right here; |
| I saw it with your eyes. |
| Listen quietly to the beat of this moment. |
| |
| My gaze doesn't move from your face. |
| Nobody is here but us; only the knowledge of this love |
| A sudden gust of fragrance perfumes us, |
| and we know nothing, nothing but us. |
| Far away the wedding music sounds and memory becomes a bride. |
| On your chest I rest my head. |
| The world of dreams is right here; |
| look with my eyes. |
| The dense smoke is parting; |
| the fog is lifting. |
| Look, now the light of heaven falls everywhere. |
| Listen quietly to the beat of this moment. |
| In this moment is life - all of it. |
| The world of dreams is right here; |
| I saw it with your eyes. |
| Listen quietly to the beat of this moment. |
| I saw it with your eyes. |
| Listen quietly. |
| I saw it with your eyes. |
| Listen quietly to the beat of this moment. |
Rabu, 21 Juli 2010
Listen quietly to the beat of this moment...
Senin, 19 Juli 2010
Iklan Hari Raya dari Malaysia : Bernostalgia dengan Tipi Malaysia
Rabu, 07 Juli 2010
Begadang Bermanfaat!!
Saya jarang begadang. Dan setelah begadang itu, terasa sekali stamina saya terkuras hebat. Mata perih dan susah fokus. Tapi saya bingung dengan teman saya yang ikut begadang, mereka terlihat biasa saja. Paling cuma matanya sedikit merah. Mungkin karena dia sudah terbiasa.
Dalam keadaan itu, tiba-tiba saya teringat dua peristiwa begadang yang dahsyat.
Kisah Pertama.
Pernah melihat kapal laut berjalan di darat? Mungkin terlihat konyol ya. Tapi "kekonyolan" itu benar-benar terjadi beberapa abad silam. Kapal laut mengarungi perbukitan dan berpindah dari satu laut ke laut lain melalui darat dalam satu malam.
Adalah Muhammad Al-Fatih, atau disebut juga Sultan Mehmed II, yang memimpin pasukannya menjalankan ide tersebut pada peristiwa penaklukan Konstantinopel. Sebelumnya, setelah berhari-hari mengepung kota Konstantinopel, pasukan Muhammad Al-Fatih tidak juga dapat menembus beberapa pertahanan berlapis dari pihak musuh.
Ada benteng setinggi 10 meter yang menjaga kota itu. Di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit selebar 7 meter. Dari sebelah barat melalui pasukan altileri harus membobol benteng dua lapis, dari arah selatan laut Marmara pasukan laut harus berhadapan dengan pelaut Genoa pimpinan Giustiniani dan dari arah timur armada laut harus masuk ke selat sempit Golden Horn yang sudah dilindungi dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran kecil pun tak bisa lewat.
Berbagai usaha dikerahkan. Pernah dicoba untuk menggali terowongan di bawah benteng. Tapi usaha ini gagal. Pada akhirnya muncullah ide untuk memindahkan kapal melalui darat dari selat Bosporus ke selat Golden Horn. Karena pertahanan yang paling lemah ada di selat Golden Horn. Taktik ini lah yang mengantarkan pasukan Muhammad Al-Fatih menaklukan Konstantinopel.
Pemindahan kapal ini dilakukan pada malam hari. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka begadang di malam hari dengan menarik 70-an kapal. Benar-benar kerja keras. Saya yang tidak melakukan aktifitas fisik yang berat saja staminanya drop sehabis begadang. Tapi pasukan terpilih itu, sehabis lembur dengan kerja yang amat berat, mampu menaklukan Konstantinopel yang selama 8 abad tidak mampu ditembus oleh berbagai bangsa yang mengincar posisi strategisnya. Subhanallah….
Kisah Kedua.
Peristiwa begadang dahsyat ini dilakukan oleh seorang ulama yang namanya akan selalu terkenang oleh umat muslim sampai akhir zaman. Dia adalah Imam Syafi’i Rahimahullah. Kedahsyatannya adalah pada pengabdian Imam Syafi’i pada ilmu dan umat.
Peristiwa begadang itu terjadi di rumah muridnya, Imam Ahmad Rahimahullah. Suatu ketika Imam Ahmad mengundang Imam Syafi’i ke rumahnya. Undangan ini atas desakan putri Imam Ahmad yang ingin mengetahui akhlak Imam Syafi’i. Putri Imam Ahmad penasaran, karena ayahnya selalu memuji-muji akhlak Imam Syafi’i.
Di rumah Imam Ahmad, Imam Syafi’i dihidangkan makanan. Imam Syafi’i memakan hidangan itu dengan lahap dan banyak hingga putri Imam Ahmad heran. Dan setelah makan, Imam Syafi’i dipersilakan untuk beristirahat di sebuah kamar yang sudah disediakan.
Di malam itu Imam Syafi’i tidak melaksanakan sholat sunnah malam. Bahkan saat sholat subuh, Imam Syafi’i tidak berwudhu terlebih dahulu. Perilaku ini benar-benar ganjil di mata putri Imam Ahmad.
Akhirnya putri Imam Ahmad protes pada ayahnya. Mendapat pengaduan itu, Imam Ahmad pun mencoba meminta klarifikasi dari gurunya, Imam Syafi’i.
Mengenai hidangan yang dimakannya dengan sangat lahap Imam Syafi’i berkata: “Ahmad, memang benar aku makan banyak, dan itu ada alasannya. Aku tahu hidangan itu halal dan aku tahu kau adalah orang yang pemurah. Maka aku makan sebanyak-banyaknya. Sebab makanan yang halal itu banyak berkahnya dan makanan dari orang yang pemurah adalah obat. Sedangkan malam ini adalah malam yang paling berkah bagiku.”
"Kenapa begitu?"
“Begitu aku meletakkan kepala di atas bantal seolah kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW digelar di hadapanku. Aku menelaah dan telah menyelesaikan 100 masalah yang bermanfaat bagi umat islam. Karena itu aku tak sempat shalat malam.”
Imam Ahmad bin Hanbal berkata pada putrinya: “inilah yang dilakukan guruku pada malam ini. Sungguh, berbaringnya beliau lebih utama dari semua yang aku kerjakan pada waktu tidak tidur.”
Imam Syafi’i melanjutkan: “Aku shalat subuh tanpa wudhu sebab aku masih suci. Aku tidak memejamkan mata sedikit pun. Wudhuku masih terjaga sejak isya, sehingga aku bisa shalat subuh tanpa berwudhu lagi.”
Subhanallah, bagi saya begadang imam Syafi’i saat itu adalah begadang yang sangat dahsyat. Malam harinya ia abdikan untuk ilmu demi menjawab berbagai permasalah umat.
Ah… saya jadi teringat kelakuan masa kuliah dulu. Saat itu saya dan beberapa teman sering berkunjung ke tempat kos salah seorang kawan. Di sana kadang saya menghabiskan waktu sampai larut malam cuma untuk bermain PS atau game komputer dengan kawan saya yang lain. Dulu belum ada tanggung jawab pekerjaan kantor, sehingga saya tidak terlalu memperhatikan pola tidur.
Saya juga teringat pernah begadang di warnet dengan beberapa teman mengambil tarif happy hour - tarif murah pada jam-jam tertentu. Niatnya sih mendownload bahan kuliah, artikel dan berbagai tutorial untuk belajar. Tapi nyatanya saya sempat cukup banyak menghabiskan waktu untuk chatting dengan orang yang tidak dikenal.
Ah, betapa sia-sianya begadang saya..
Copas dari sini